Minyak Zaitun dan Penggunaannya (ala Farihah Fatmawati)


Extra Virgin Olive Oil


Salah satu bahan alami yang sering kita temui dalam produk kecantikan adalah minyak zaitun. Tidak hanya dalam minyak goreng untuk memasak dan massage oil, bahan ini juga banyak digunakan untuk lotion, scrub, lulur, sabun, krim wajah, dan lain lain.
Minyak zaitun mengandung vitamin E, polifenol, flavonoid, hidrokarbon, dan pigmen. Kandungan tersebut berfungsi menetralkan radikal bebas, anti bakteri, anti oksidan, dan melindungi membrane sel. [1,3,4]. Salah satu senyawa polifenol dalam minyak zaitun adalah hydroxytyrosol [1]. Hydroxytyrosol memiliki struktur yang mirip dengan kandungan membran sel, sehingga senyawa ini mudah menembus membran sel. Bahkan terdapat penelitian bahwa minyak zaitun dapat meningkatkan viabilitas sel. Viabilitas sel adalah kemampuan sel untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang. Namun, yang saya baca hanya penelitian pada sel monosit yang terpapar S. viridans [2].
Untuk mendapatkan manfaatnya, anda tidak harus mencari produk kosmetik yang mengandung minyak zaitun. Anda juga bisa menggunakan minyak zaitun yang dijual di pasaran. Minyak zaitun murni bisa digunakan sebagai pengganti make up remover [5] bahkan lebih bersih jika dibandingkan dengan kosmetik biasa. Hal ini karena make up yang sering kita pakai, kebanyakan berbahan dasar minyak. Minyak zaitun murni juga bisa digunakan sebagai campuran masker alami, seperti masker madu dan cuka apel, masker pisang, masker oatmeal, dan banyak lagi. Kalau saya lebih suka menggunakannya sebagai salah satu trearment dalam serangkaian facial, yaitu massage. Biasanya saya langsung mengoleskannya ke wajah dan menggunakannya untuk memijat wajah setelah proses peeling, kemudian membersihkannya dengan air hangat. Beberapa sumber artikel mengatakan tidak disarankan mengoleskannya pada kulit berjerawat, beberapa yang lainnya mengatakan dapat menyembuhkan jerawat. Menurut saya, satu hal yang harus diingat, setidaknya anda mencoba mengoleskan sedikit ke sebagian kecil kuit yang sudah bersih. Jika terjadi kemerahan dan gatal gatal, sebaiknya hentikan. Jika tidak, anda bisa menggunakannya. Selamat mencoba.

Andreadou, Ioanna. 2006. The Olive Constituent Oleuropein Exhibits Anti-Ischemic, Antioxidative, and Hypolipidemic Effects in Anesthetized Rabbits: The Journal of Nutrition and Disease. Volume 136,
Noesa, Yasinta Delita. 2012. Viabilitas Monosit yang Dipapar Streptococcus Viridans  dan Diinkubasi dengan Minyak Zaitun  (Oleum Olivae). Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember,
Ramirez, M.C., dkk. 2006. Olive Oil and Health. CABInternational,
Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh, dan Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Volume 2 No.4,

Comments