Pendapat Saya Tentang Zero Waste Lifestyle


https://foresteract.com/sampah-anorganik-dan-pemanfaatannya/ --> diakses 22 April 2019 dengan beberapa editing.

Beberapa hari sebelum saya menulis ini, saya mengunjungi salah satu zero waste shop yang ada di Surabaya, yang konsepnya mirip grocery shop di luar negeri. Saya juga banyak menonton video di youtube yang membahas mengenai zero waste lifestyle. Dan kebetulan hari ini adalah hari bumi. Oleh karena itu, saya terinspirasi untuk menulis tentang hal ini.

Pengertian dari kata, zero adalah kosong, waste adalah limbah (bukan sampah). Namun arti frase tersebut menurut wikipedia adalah bebas sampah. Tujuan dari gaya hidup ini adalah agar tidak menghasilkan sampah yang ujung-ujungnya dikubur di landfill.

Landfill --> https://www.daytondailynews.com/news/landfill-odors-things-know-about-moraine-appeal-epa-orders/JNQFRBhFOEsaLWJfmSONlO/ --> diakses 22 April 2019
Biasanya, yang mengaku menggunakan gaya hidup ini merubah beberapa kebiasaan yang biasanya menghasilkan sampah (yang dibuang ke tempat sampah) menjadi tidak menghasilkan atau menghasilkan sangat sedikit sampah (ex: Lauren Singer menghasilkan sampah selama 3 tahun hanya sebanyak 1 mason jar). Diantaranya tidak menggunakan kantong plastik menggantinya dengan totebag, tidak membeli barang berkemasan plastik sekali pakai (dibuang) dengan membeli ke grocery store menggunakan wadah reusable yang dibawa sendiri, tidak menggunakan gelas plastik dan sedotan sekali pakai dengan menggantinya dengan gelas atau botol dan sedotan atau pipet yang reusable, menggunakan sikat gigi dari kayu yang bisa dikomposkan, mengganti pembalut dengan yang reusable, menggunakan personal care buatan sendiri dari bahan alami dan bahan mudah didapat (minyak, essential oil, baking soda, cuka apel), mengganti bahan pembersih komersial (obat pel, karbol pembersih kamar mandi, sabun cuci piring, dll) dengan buatan sendiri dari bahan yang mudah didapat juga (ex: baking soda, cuka, lemon). 

Contoh barang zero waste lifestyle --> https://www.realliving.com.ph/lifestyle/how-to-start-a-zero-waste-lifestyle-a27-20180511 --> diakses 22 April 2019
Ada juga yang berpendapat bahwa zero waste bukan merupakan nol sampah, karena mereka hanya memindahkan sampah saja dari yang biasa dihasilkan di rumah menjadi dihasilkan di grocery store. Bagaimana pendapat saya? Karena menurut saya waste itu limbah, bukan sampah, sehingga gaya hidup tersebut masih banyak menghasilkan limbah diantaranya limbah buangan alami kita sehari-hari, limbah dari hasil pembersihan meskipun hanya memakai bahan yang bukan sepenuhnya alami (baking soda bukan bahan alami) ataupun hanya bahan alami juga tetap menghasilkan limbah, listrik yang kita pakai pun produksinya juga menghasilkan limbah (efek trendnya film sexy killer 🤣), produksi dari beberapa yang kita makan atau kita gunakan (gula, garam, tepung, telur, cuka, baking soda, kertas, dll) juga menghasilkan limbah pastinya. Selain masih menghasilkan limbah, gaya hidup ini juga masih terlalu sulit untuk dilakukan terutama pada penggantian bahan pembersih dan personal care buatan sendiri. Karena, produk buatan sendiri tersebut masih belum tentu aman untuk tubuh kita maupun lingkungan (belum dapat dipastikan karena tidak ada jaminan seperti pengecekan kualitas maupun sertifikasi yang sudah dilakukan oleh produsen personal care maupun bahan pembersih yang ada di pasaran).

Dari penjelasan di atas, bukan berarti saya menganggap zero waste lifestyle adalah gaya hidup yang buruk atau tidak efektif mengurangi masalah lingkungan. Karena dengan berkurang drastisnya sampah rumah tangga, maka permasalahan sampah di dunia juga akan sangat menurun. Namun, tetap perlu diperhatikan dalam penggunaan listrik sehari-hari, dan akan lebih baik jika dapat mengolah limbah yang dihasilkan seperti buangan alami sehari-hari menjadi biogas, mengurangi karbondioksida dengan menanam tanaman hijau, mengolah buangan air sehingga dapat digunakan kembali untuk keperluan tertentu, dll, serta memangkas pemborosan energi dan air. Jika tidak bisa benar-benar memangkas penghasilan sampah, menurut saya masih bisa diatasi dengan memilah-milah sampah lebih awal dan menempatkannya pada tempat yang tepat (ex: bahan organik dikomposkan, anorganik seperti plastik, kaca, logam dikumpulkan dan didaur ulang atau diloakkan atau dikumpulkan ke bank sampah, dll). Karena sampah yang tidak tercampur akan mudah diolah sesuai dengan jenis sampahnya. Apalagi sudah banyak alternatif pengolahan sampah seperti plastik menjadi minyak, sampah menjadi salah satu sumber energi listrik, dll.

Contoh pemilahan sampah --> https://images.app.goo.gl/PVYva6h2ScnUYeiu5 (www.twipu.com akun earth hour serang) --> diakses 22 April 2019
Kebetulan hari ini adalah hari bumi, maka jangan lupa untuk cintai lingkungan kita ya.

Comments